Senin, 04 Februari 2008

ARTI IMLEK SEBENARNYA

Banyak kalangan termasuk penduduk keturunan chinese sendiri yang tidak tahu apa sebenarnya imlek itu? Siapa yang menyusun kalender imlek tersebut? Semua orang keturunan chinese di dunia dengan berbagai agama dan golongan merayakan Tahun Baru Cina tersebut, tapi beberapa dari mereka tidak mengetahui apa asal muasal imlek sebenarnya. Terutama penduduk Indonesia keturunan chinese yang sudah dibutakan selama 30 tahun lebih. Marilah kita menyimak dan menghayati artikel dibawah ini untuk menambah wawasan kita.

AGAMA KHONGHUCU & PENANGGALAN IMLIK
Di tulis oleh : Dr. Oesman Arif M.Pd.

Di Tiongkok pada zaman dahulu orang Tionghua sudah menganutm agama Ru Jiao yang diajarkan oleh para Raja Suci zaman purba. Raja Suci purba itu antara lain Fu Xi (3500 SM), Yao (2300 SM), Shun (2225 SM), Yu , Wen Wang dan Zhou Gong. Ajaran agama Ru Jiao itu diajarkan secara turun menurun tetapi belum ada Kitab Sucinya. Agama Ru Jiao ini sudah memiliki rumah ibadah yang disebut Miao atau Bio ( Miao dalam bahasa Indonesia disebut Kelenteng), yang didirikan oleh raja. Semua raja yang baru naik tahta diwajibkan mendirikan tujuh Miao ( kelenteng) agama Ru Jiao. Para gubernur yang baru diwajibkan membangun lima Miao (kelenteng). Para residen yang baru dilantik diwajibkan membuat tiga Miao.

Miao itu menjadi rumah ibadah turun temurun, tetapi tidak ada pembinaan yang intensif bagi rakyat yang memeluk agama Ru Jiao. Para penjaga Miao itu yang disebut Bio Kong tidak dibekali dengan pengetahuan agama yang lengkap. Mereka hanya dibekali dengan pengetahuan cara melaksanakan upacara sembahyang secara lisan saja. Orang Tionghua pada waktu itu mempelajari agama Ru Jiao dari dongeng-dongeng yang beredar dalam masyarakat. Sistem pendidikan agama Ru Jiao saat itu sangat tidak efektif, akibatnya keadaan negara semakin lama semakin kacau. Para raja muda yang jabatannya sebenarnya cuma gubernur mengangkat dirinya sendiri sebagai raja di daerahnya. Demikian pula para bupati atau residen juga mengangkat dirinya menjadi raja kecil lalu menyerang daerah tetangganya.

Kekacauan itu dimulai beberapa puluh tahun setelah Zhou Gong tidak menjadi raja, dan masih berlanjut sampai zaman Nabi Khongcu (551-479 SM). Nabi Khongcu sebagai Nabi yang dikirim Tuhan untuk memperbaiki keadaan kacau di Tiongkok. Nabi Khongcu mulai mengerjakan tugasnya dengan mempelajari naskah kuno di perpustakaan kerajaan. Beliau menyusun kembali semua ajaran agama Ru Jiao yang sudah diajarkan oleh para Raja Suci purba.

Nabi Khongcu menyusun ajaran agama Ru Jiao dalam Enam Jilid Kitab yang disebut Liu Jing atau Enam Kitab Suci Ru Jiao. Nabi Khongcu mendirikan sekolah gratis dengan 3000 (tiga ribu) murid. Sekolah Nabi Khongcu ini dibiayai oleh murid yang kaya raya bernama Cu Gong. Kepada murid-murid ini Nabi Khongcu mengajarkan agama Ru Jiao, sambil menata kembali struktur altar kelenteng disesuaikan dengan ajaran agama Ru Jiao yang sebenarnya. Adanya altar untuk Thi Kong atau altar Tuhan YME di bagian paling depan dari kelenteng adalah atas petunjuk Nabi Khongcu. Sejak saat Nabi Khongcu menata kelenteng agama Ru Jiao semua kelenteng agama Ru Jiao pasti ada altar untuk sembahyang kepada Tuhan YME.

Selain menata struktur altar kelenteng, Nabi Khongcu juga menentukan Kalender yang cocok untuk melakukan upacara sembahyang. Menurut Nabi Khongcu, panganut Ru Jiao wajib melakukan upacara sembahyang besar kepada Tuhan dan para arwah pada waktu yang tepat. Supaya rakyat mengetahui waktu yang tepat melakukan upacara sembahyang perlu dibuatkan Kalender yang khusus. Nabi Khongcu menggunakan Kalender dinasti Xia yang sesuai untuk mengatur pekerjaan petani juga ditambahkan agar sesuai untuk menentukan waktu melaksanakan upacara besar.

Menurut Kalender Xia pergantian tahun itu jatuh pada tanggal empat bulan Februari. Nabi Khongcu menetapkan pergantian tahun tanggal satu bulan satu Imlik tidak tepat pada tanggal 4 Februari (menurut perhitungan matahari), tetapi bisa maju dan mundur tidak lebih dari 15 hari. Nabi Khongcu melakukan perhitungan-perhitungan yang cermat menyusun Kalender Imlik agar rakyat Tiongkok dan orang Tionghua dapat memanfaatkan Kitab Yi Jing sebagai kitab yang menuntun perbaikan hidup manusia.

Kitab Yi Jing adalah salah satu dari Enam Kitab yang disusun Nabi Khongcu sebagai Kitab Suci agama Ru Jiao. Kitab ini menjelaskan rahasia Ba Gua atau Pat Kwa, dan menjadi pedoman orang dalam menjalankan segala usaha termasuk usaha bisnis. Ilmu Feng Shui, ilmu Pengobatan Tiongkok juga dikembangkan dari isi Kitab Yi Jing ini. Orang yang ingin mengetahui perjalanan hidupnya dan kesuksesannya dapat mempelajari Yi Jing, dan perlu mengetahui tanggal kelahirannya berdasar kalender Imlik atau kalender yang sudah disusun oleh Nabi Khongcu. Agama Ru Jiao yang telah diatur kembali oleh Nabi Khongcu sekarang di Indonesia di sebut Agama Khonghucu. Agama Khonghucu sangat erat hubungannya dengan Penanggalan Imlik. Tehun Baru Imlik adalah tahun baru yang ditentukan oleh Nabi Khongcu maka Tahun baru Imlik adalah tahun Baru agama Khonghucu. Namun, pada hari yang dimuliakan oleh umat agama Ru Jiao itu boleh juga dirayakan oleh siapa saja yang mau ikut bergembira. Tetapi jangan pernah berkata bahwa tahun baru Imlik itu tahun baru Kebudayaan Tionghua. Menurut seorang peneliti budaya Tionghua dari Ingris bernama Homer Dubs (1923 M), kebudayaan Tionghua adalah kebudayaan yang telah didisain oleh Xun Zi ( 326-233 SM) berdasarkan agama Khonghucu. Xun Zi telah mengukuhkan ajaran agama Khonghucu (agama Ru Jiao) menjadi warna, dan bentuk dari kebudayaan Tionghua hingga sekarang.